Jarak antara Adzan dan Iqamah
Jarak antara Adzan dan Iqamah
- Dari 'Abdullah bin Mughaffal, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Diantara setiap dua adzan (adzan dan iqamah) ada shalat, diantara dua adzan ada shalat". Kemudian beliau bersabda pada yang ketiganya, "Bagi siapa yang mau". [HR. Bukhari, juz 1, hal. 154]
- Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Apabila muadzdzin telah selesai adzan, maka para shahabat Nabi SAW menuju ke pilar-pilar masjid (untuk shalat sunnah) sampai Nabi SAW keluar (ke masjid), dan dengan cara begitu mereka shalat dua rekaat sebelum shalat Maghrib. Dan tidak ada diantara adzan dan iqamah itu sesuatu (waktu yang lama)". Syu'bah berkata, "Tidak ada antara keduanya kecuali waktu yang sebentar". [HR. Bukhari, juz 1, hal. 154]
- Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Apabila muadzdzin telah selesai adzan Shubuh maka Rasulullah SAW sebelum shalat Shubuh, beliau shalat ringan lebih dahulu dua rekaat sesudah terbit fajar. Setelah itu beliau berbaring pada lambung kanan beliau sampai datang muadzdzin kepada beliau memberitahukan hendak iqamah untuk shalat (Shubuh). [HR. Bukhari, juz 1, hal. 154]
Adzan sebelum dan setelah waktu Shubuh
- Dari 'Abdullah bin Mas'ud, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Adzannya Bilal janganlah menghalangi seseorang kalian atau seseorang diantara kalian dari makan sahurnya, karena ia adzan atau memanggil di malam hari, agar orang yang mendirikan (shalat malam) kembali, dan untuk membangunkan orang yang masih tidur diantara kalian, bukan menunjukkan sudah Fajar atau Shubuh". Beliau berisyarat dengan jari-jari diangkat ke atas dan menurunkannya ke bawah (mengisyaratkan fajar kadzib), sehingga beliau berisyarat demikian. Zuhair (perawi) menjelaskan dengan mengisyaratkan kedua jari telunjuknya, salah satunya diangkat atas yang lainnya (menunjukkan fajar kadzib), kemudian membentangkan kedua jarinya itu ke kanan dan ke kiri (menunjukkan fajar shadiq). [HR. Bukhari, juz 1, hal. 153]
- Dari Samurah bin Jundab RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Jangan sekali-kali adzannya Bilal itu mengecoh kalian dari sahur kalian, dan jangan pula putihnya ufuq yang tegak seperti ini mengecoh kalian, sehingga ufuq itu melintang begini". [HR. Muslim juz 2, hal. 770]
- Dari 'Aisyah dan Ibnu 'Umar RA, bahwa Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Bilal adzan diwaktu malam, karena itu makanlah dan minumlah sehingga Ibnu Ummi Maktum adzan". [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 56]
- Dan bagi Ahmad dan Bukhari disebutkan, "Karena sesungguhnya Ibnu Ummi Maktum tidak adzan sehingga fajar (Shubuh) telah terbit". [Dalam Nailul Authar juz 2, hal. 56]
Keterangan :
Waktu Shubuh ialah apabila sudah terbit ufuq yang melintang, bukan ufuq yang tegak berdiri. Dan ufuq yang melintang itulah yang disebut "fajar shadiq" dan disebut juga "fajar kedua" atau "mustathir". Adapun "mustathil" (yang tegak) adalah fajar kadzib, yang bentuknya seperti ekor serigala.
Menjawab (menirukan) Adzan ketika mendengarnya
- Dari Abu Sa'id, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Apabila kamu mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzdzin itu". [HR. Jama'ah, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 58]
-
قَالَ يَحْيَى وَ حَدَّثَنِى بَعْضُ اِخْوَانِنَا اَنَّهُ قَالَ لَمَّا قَالَ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، قَالَ: لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. وَ قَالَ هٰكَذَا سَمِعْنَا نَبِيَّكُمْ ص يَقُوْلُ. البخارى ١٥٢:١
Yahya berkata : Dan menceritakan kepadaku sebagian dari saudara-saudara kami, bahwasanya ia berkata, "Setelah muadzdzin berseru hayya 'alash sholaah, maka orang yang mendengar mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illaa billaah". Dan ia mengatakan, "Demikianlah kami mendengar Nabi kalian SAW bersabda". [HR. Bukhari juz 1, hal. 152] -
عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا قَالَ اْلمُؤَذّنُ: اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، فَقَالَ اَحَدُكُمْ: اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ: اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ. قَالَ: اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ. ثُمَّ قَالَ: اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. قَالَ: اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ. قَالَ: لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى اْلفَلاَحِ. قَالَ: لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. ثُمَّ قَالَ: اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. قَالَ: اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ: لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ. قَالَ: لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. مسلم ٦٨٩:١
Dari 'Umar bin Khaththab, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila muadzdzin berseru Alloohu Akbar Alloohu Akbar lalu salah seorang diantara kalian juga mengucapkan Alloohu Akbar Alloohu Akbar. Kemudian apabila muadzdzin berseru Asyhadu allaa ilaaha illallooh, ia mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallooh. Kemudian apabila muadzdzin berseru Asyhadu anna Muhammadar rasuulullooh, ia mengucapkan Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullooh. Kemudian apabila muadzdzin berseru Hayya 'alash sholaah, ia mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illaa billaah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Kemudian apabila muadzdzin berseru Hayya 'alal falaah, ia mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Kemudian apabila muadzdzin berseru Alloohu Akbar Alloohu Akbar, ia mengucapkan Alloohu Akbar Alloohu Akbar. Kemudian apabila muadzdzin berseru Laa ilaaha illallooh, ia mengucapkan Laa ilaaha illallooh, yang keluar dari hatinya (ikhlash), niscaya ia masuk surga" . [HR. Muslim, juz 1, hal. 289]
Bacaan sesudah Adzan
-
عَنْ جَابِرٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ النّدَاءَ: اَللّهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَ الصَّلاَةِ اْلقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا اْلوَسِيْلَةَ وَ اْلفَضِيْلَةَ وَ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ. حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. الجماعة الا مسلما، فى نيل الاوطار ٦٠:٢
Dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa setelah mendengar adzan lalu membaca Alloohumma robba haadzihid da'watit taammah, washsholaatil qooimah, aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilah, wab'atshu maqoomam mahmuudanilladzii wa'adtah. (Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna dan shalat yang berdiri, berikanlah kepada Nabi Muhammad SAW derajat yang tinggi dan pangkat yang mulia, dan tempatkanlah dia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya), niscaya dia akan mendapat syafa'atku nanti di hari qiyamat". [HR. Jama'ah, kecuali Muslim, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 60] - Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Doa antara adzan dan iqamah itu tidak akan ditolak". [HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 62]
Menunggu imam walaupun sudah iqamat
- Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW telah keluar (ke masjid), sedangkan shalat telah diiqamati, dan shaff telah diluruskan, hingga Nabi SAW telah berdiri di tempat beliau shalat dan kami menanti beliau takbir. Tiba-tiba beliau pergi sambil bersabda, "Tetaplah di tempatmu masing-masing". Maka kami tetap berdiri di tempat kami seperti semula, sehingga beliau datang kembali. Dan ketika beliau datang, air di kepala beliau masih menetes, karena beliau baru saja selesai mandi". [HR. Bukhari, juz 1, hal. 157]
- Dari Abu Hurairah, ia berkata : Shalat telah diiqamati dan jama'ah telah meluruskan shaff mereka. Maka datanglah Rasulullah SAW dan beliau langsung maju ke depan, padahal beliau junub. Kemudian beliau bersabda, "Tetaplah di tempat kalian masing-masing". Lalu Rasulullah SAW pulang untuk mandi. Setelah beliau datang kembali, air masih menetes dari kepala beliau. Kemudian Nabi SAW shalat mengimami mereka. [HR. Bukhari, juz 1, hal. 157]
Mendatangi shalat hendaklah dengan tenang
- Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Apabila kalian telah mendengar iqamah, maka berjalanlah untuk shalat (berjama'ah), dengan tenang dan tenteram, jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapati, maka shalatlah kalian (bersama mereka), dan apa yang terlewatkan (ketinggalan) maka sempurnakanlah". [HR. Bukhari, juz 1, hal. 156]
- Dari 'Abdullah bin Abu Qatadah dari bapaknya, ia berkata : Ketika kami shalat bersama Nabi SAW, tiba-tiba beliau mendengar keributan orang laki-laki. Maka setelah selesai shalat beliau bersabda, " Ada apa kalian tadi ?". Mereka menjawab, "Kami tergesa-gesa untuk shalat". Beliau bersabda, "Janganlah kalian berbuat demikian. Apabila kalian datang untuk shalat, maka hendaklah kalian tenang. Apa yang kalian dapati maka shalatlah (bersama mereka), dan apa yang terlewatkan (ketinggalan) maka sempurnakanlah". [HR. Bukhari, juz 1, hal. 156]
0 Komentar:
Posting Komentar